Adalah perjalan ketiga
di tahun 2011 selama 20 hari (termasuk Sulawesi-2) perjalan dari tgl
………………… 2011 dan perjalan keempat atau trip pertama untuk lokasi PAPUA
Adapun Rute perjalanannya adalah sbb :
Sehubungan dengan sarana Kapal Laut jadi transitnya cukup banyak dan bersandar beberapa jam untuk masing lokasi transit mulai dari Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, terahir Jayapura.
Dan dari Jayapura terus melanjutkan perjalanan sampai ke Merauke.
- Desa Wisata Tablanusu
- Danau Sentani
- Monumen Perang Dunia II
- Distrik Biak Kota
- P. Debi
- P. Skow
- P. Base G
- Pantai Pasir Dua
- JayaPura City
- Pantai Hamadi
- Mc Arthur
- Pantai Harland
- Pantai lampu 1
- Wasur National Park
- Musamus Hijau
- Kuprik
- Sota
- Tanah Miring
Cerita singkat selama perjalan ke Papua :
Kepulauan yg dari dulu
saya incar dan saya impikan untuk menuju kesana tapi nyalinya masih kecil sebab terlalu banyak isu2 negatif
disana tentang keamanan dan transportasi ternyata tidak semuanya betul,
dulu saya selalu dapat informasi kalau kesana harus punya backingan tentara
atau paling tidak pentolan disana kalau mau keliling ternyata hasilnya ga juga.
Yang saya alami selama
perjalanan alhamdulillah lancar semuanya walaupun pada saat perjalanan
saya kesana yaitu keadaannya sama dg ACEH yaitu “PAPUA MEMBARA” waduh
salah timing lagi nih.
Mana tempat nginapnya persis di tempat
kejadian terjadinya penembakan yaitu AB Pura…waduh komplit deh tapi
alhamdulillah kejadiannya sehari sebelum saya tiba di AB pura setelah
saya datang situasinya aman tentram sebab saya bisa keliling jalan2
di Jayapura.
Karena perjalan saya
selama keliling Sulawesi yg berawal dari Palu sampai ke Menado terasa
masih sehat2 saja dan belum ada rasa cape sama sekali dan uangnya masih
cukup banyak pastinya, jadi perjalanan saya lanjutkan ke Kepulaun Papua
atau Irian Jaya maka berangkatlah saya ke Papua dari menado naik Kapal
Laut selama 4 hr 4 malam, padahal sebelumnya saya belum pernah melakukan
perjalan laut selama itu tapi alhamdulillah lancar semuanya hanya bau
badan saja yg bermasalah udah seperti ikan pepes dan ikan didalam
aquarium ga bisa ke mana2 alias ke darat.
Untungnya…masih untung juga, ada transit
ke darat beberapa jam ke Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, terkenal
jeruknya sempet beli jeruk 2 kg waduh berat nambah beban dan sempet
dibawa ke jakarta jg beberapa buah (kaya di jakarta ga ada jeruk aja
yah).
Dan terahir Jayapura tempat persinggahan saya untuk Traveling dan
menapakkan kaki ke tanah PAPUA selama 3 hari setelah itu lanjut ke
Merauke selama 3 hr jg setelah itu pulang deh Ke Jakarta waduhh baru
terasa cape, letih dan lelah banget udah mau sakit rasanya karena
kecapean.
Mana perjalanan pulang
ke Jakarta-nya butuh waktu seharian lagi dan beberapa kali transit yaitu
berangkat jam 7 pagi sampai di bandara Jakarta jam 5 sore waduh udah
kaya perjalan ke Overseas aja deh soalnya lintas perbedaan waktu yaitu
WITA, WIT dan WIB, dan transit dari Merauke ke Jayapura terus transit
lagi di Makasar baru deh ke Jakarta.
Saya ga keliling Papua
secara keseluruhan sebab transportasinya Naik Pesawat semuanya dari satu
titik ke titik yg lainnya dan harga tiketnya jg jutaan..ga deh terima
kasih banyak yg penting sudah sampai Merauke tapi yg ga nahan itu tiket
pulang kejakarta nya 2 jt boo nyaingin yg ke overseas tapi yah sudah lah
yg penting sudah tamatin kawasan Nusantara dari ujung Sabang sampai
Merauke dan Puas…puas…puas …sudah tamat INDONESIA KU tercinta tempat
kelahiranKU.
Tapi sangat disayangkan disemua tempat
masih banyak sekali terdapat masyarakat yg masih miskin sekali yg
kehidupannya tidak pernah tersentuh oleh pemerintah pusat.
Itu saja sih
kelemahan negeri ku tercinta tidak merata dalam hal pembangunan dan
kesejahteraan masyarakatnya jadi meihatnya jadi sangat ironis dan
pincang sekali perbedaannya, antara ibu kota yg besar yg megah dengan gedung bertingkat dibandingkan dengan kota2 lainnya yg berada di bumi Nusantara ini.
itulah nasib negeriku yang kaya semakin kaya
yg miskin semakin terpuruk....nasib...nasib bangsa kita kapan yah kita merdeka & memikirkan rakyatnya secara seutuhnya.
No comments:
Post a Comment